Saat itu adalah Periode Taisho (1912-1926). Tanjiro Kamado menjalani kehidupan sederhana namun bahagia di pegunungan bersama keluarganya. Suatu hari, sekembalinya dari berjualan arang di kota, ia menemukan sisa-sisa keluarganya yang telah dibantai berlumuran darah akibat serangan iblis.






