Tenement (2024)

Setelah kematian ibunya, seniman manga Soriya pergi ke rumah leluhurnya di Phnom Penh, dengan harapan dapat terhubung kembali dengan keluarga jauhnya dan menjadikan kunjungan tersebut sebagai inspirasi untuk karyanya. Awalnya, semuanya berjalan baik. Menyewa sebuah apartemen di Metta, sebuah kompleks perumahan kumuh era Khmer Merah, kunjungannya ke kerabat dari pihak ibu disambut dengan tangan terbuka. Namun, jam-jam terjaga Soriya di apartemen dan sekitarnya diwarnai oleh penglihatan-penglihatan mengerikan dan berdarah, seolah-olah ia adalah saluran bagi kengerian masa lalu yang ingin menyusup ke masa kini.