Perang mencabik-cabik Wenzhou, dan si kembar menempuh jalan yang berbeda: Ye Ning menjadi boneka militerisme, sementara Ye Qing bangkit menjadi penembak jitu gerilya. Ketika kedua bersaudara itu saling berhadapan di medan perang, akankah kekerabatan mengalahkan patriotisme? Hadapi bagaimana lingkungan membentuk karakter dan keyakinan mereka, serta pengorbanan yang dilakukan melalui perjuangan berani para prajurit dan warga sipil Wenzhou, sementara kesetiaan yang ditempa dalam darah dan api menjadi pengingat akan betapa berharganya perdamaian dan kenangan abadi akan penghinaan nasional!






