Dalam Pembantaian Nanjing tahun 1937, demi menyelamatkan nyawanya, tukang pos A Chang berpura-pura menjadi juru foto di sebuah studio foto dan mencetak foto untuk tentara Jepang. Ia juga menampung sekelompok tentara dan warga sipil Tiongkok, mengubah studio tersebut menjadi tempat penampungan sementara. Namun, dalam menghadapi kekejaman tentara Jepang, A Chang mempertaruhkan nyawanya untuk memindahkan para pengungsi dengan selamat dan mengungkap bukti-bukti pembantaian tersebut kepada publik.
